Kenapa sih harus Sholat? (part 1)

“Shalat adalah suatu ibadat yg dilaksanakan dg anggota lahir dan batin dalam bentuk perbuatan dan perkataan tertentu untuk membentuk kemauan yg kuat dlm diri manusia untuk menyelamatkan umat manusia dari segala penderitaan mereka atau terwujudnya kewajiban hidup mereka”.

Jadi kalau bisa disimpulkan tujuan sholat menurut definisi ini ialah untuk membentuk kemauan yg kuat dalam diri manusia untuk menyelamatkan umat manusia dari segala penderitaan mereka.

Selama ini kalau kita mau coba berkaca ke diri kita sendiri.. Sholat kita jalani saja, secara rutinitas tanpa pernah mengajukan pertanyaan apa sih tujuan sholat kita? Untuk apa maksudnya sholat?

Ya memang kadang kita udah ngga’ mikir itu lagi yo..langsung aja begitu mendengar adzan lagsung budhal…ya karena itu tadi sudah menjadi rutinitas…akhirnya jadi malah koyok orang minum air.. jadi sudah ga pake mikir lagi.

Padahal kalo kita ga tahu tujuan dan maksudnya sholat, gimana kita mau mengamalkan sholat ke kehidupan sehari2 dengan cara yang benar?

Mungkin hal ini yang menyebabkan kemunduran Islam karena tidak memahami secara benar ibadahnya, kecuali hanya tau carane tok”… ini disemua bidang bukan cuma sholat tok, puasa juga begitu, zakat sama aja..dst

Padahal untuk memahami sesuatu trus mengamalkannya itu tidak cukup dengan hanya modal iman tok..kan? Melainkan juga dg bekal akal.. ini mungkin yang harus di kembangkan supaya umat Islam maju.

to be continued…..

8 komentar di “Kenapa sih harus Sholat? (part 1)

  1. Shalat lima waktu adalah sarana silaturahmi yang telah disediakan Allah (Open House) untuk mempererat hubungan kita kepada-Nya. Untuk semakin dekat hubungan kita dengan-Nya, maka kita harus biasa meluangkan waktu tambahan bersiraturami dengan melakukan shalat-shalat sunah.
    Jika kita sudah dekat dengan Allah SWT. tidak ada yang berani macam-macam dengan kita. ibarat seseorang yang kenal baik dan teman dekat dengan bapak Presiden (SBY) siapapun tidak berani macam-macam dengannya.

    Dalam shalat apasaja yang kita bicarakan kepada Allah. SWT. ? selain pujian-pujian kepada Allah, dalam shalat kita juga melakukan ikrar yangkita ucapkan dihadapan Allah SWT.

    Manusia pada umumnya melakukan gerakan-gerakan shalat yang ditujukan kepada sesamanya,
    Gerakan-gerakan shalat merupakan gerakan fitrah manusia, semua manusia baik muslim maupun non muslim melakukan gerakan tersebut, sebagai sarana komunikasi bahasa gerak tubuh untuk mengutarakan sikap hormat dan patuh yang berlebihan kepada atasan, atau orang-orang yang dijunjung tingginya.
    jika kamu perhatikan setiap gerakan dalam shalat, pertama berdiri tegagdengan tangan disilang kan di atas perut dengan tangan kanan diatas tangan kiri dan berbicara mengucapkan ikrar kepada yang Maha Tinggi (Takbiratul Ihram).

    Jika kita sedang berbicara kepada atasan atau orang yang kita hormati, yang kita junjung tinggi, sikap kita seperti dalam posisi shalat (Qiyam)berdiri tegak tangan disilang kan di atas perut dengan pala merunduk kebawah, tidak berani menoleh kanan maupun kekiri, tidak berani menatap muka. sikap seperti ini kenapa tidak kita lakukan dalam shalat.

    Sikap kedua dalam shalat (Ruku’)
    dengan badan membungkuk.
    sikap seperti ini sering kita lakukan jika kita bertemu dengan atasan kita, atau orang yang kita segani. sebagai sikap penghormatan sambil berucap “selamat ……. Pak/Bu

    Sikap ketiga dalam shalat (I’tidal)
    Setelah Ruku, berdiri tegag (Sanu’allahu Liman hamidah.) dengan kedua tangan lurus kebawah.
    Sikap seperti ini ibarat seorang bawahan siap menerima perintah dari atasan, pasrah, patuh siap menerima perintah apa saja dari atasannya. alangkah baiknya sikap seperti ini hanya kepada Allah.

    Dan seterusnya. ……………

    Firman Allah SWT.
    “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikalah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat shalat Subuh itu disaksikan (oleh Malaiktat” (Q.s: Al-Jumah:9)
    Waktu-waktu pelaksanaan shalat ditetapkan menurut perjalanan matahari dan pelanet-pelanet di langit.

    Firman Allah SWT:
    “……… Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” Qs. (An Nisaa’ 4:103).

    Adapun waktu-waktu shalat yang ditentukan sebagai berikut:
    Fajar : Dimulai kira-kira empat puluh lima menit sebelum matahari terbit dan merentang hingga terbitnya matahari.
    Zuhur : Dimulai dimulai setelah matahari melewati titik tengah di angkasa dan baru memulai turun searah busur.
    ‘Ashar : Dimulai ketika matahari telah melintas membagi-dua busur yang dibuat oleh matahari, titik tengah antara bulan dan garis horizon; atau ketika bayangan tuguh sama dengan panjang dua tubuh.
    Maghrib : Dimulai persis setelah matahari tenggelam di bawah horizon dan tidak ada sinar yang memantul dari awan (yakin, tidak ada lagi warna kemerah-merahan)
    ‘Isya’ : Dimulai ketika malam sudah turun sepenuhnya, kira-kira satu jam dua puluh menit setelah waktu maghrib, atau matahari tenggelam.

    Demikian lah waktu-waktu shalat yang telah ditentukan waktunya, maka berarti kita bias mengikuti gerakan-gerakan pelanet, pergantian musim, dan perbedaan geografis, dan kita menjadi berpadu dengan seluruh siklus alamiah dari alam semesta, dengan demikian tubuh kita pun dapat menyerap energi kosmik yang berada disekitar alam ini.

  2. @ peter
    sebenernya banyak. tapi saya lupa kalo disuruh nyebutin detailnya satu demi satu. mungkin buku karangannya dr. hembing wijayakusuma tentang hal ini boleh dibaca dan dijadikan referensi 😉

  3. Maha benar Allah dengan segala Firmannya, demi jiwa dan ragaku yang ada dalam genggamannya….dan semoga aku, anda sekalian ada dalam LindunganNya..Amin

    Sholat……bagi kesehatan saya, Insya Allah sangat menolong terutama pada bagian pinggang. Tapi syaratnyanya minimal 4 rakaat, posisi ruku yang betul2 membentuk 90 derajat, tidak terburu-buru, dan diniatkan bukan hanya untuk itu tapi untuk Allah.

    semoga bisa jadi referensi.

  4. وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُواْ الزَّكَاةَ وَارْكَعُواْ مَعَ الرَّاكِعِينَ
    wa-aqiimuu alshshalaata waaatuu alzzakaata wairka’uu ma’a alrraaki’iina
    “Dan dirikanlah Shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah bersama orang-orang yang ruku.

    Apakah shalat itu?, mengapa kita harus shalat ?, apa manfaat shalat bagi kita. ?

    Perintah Shalat bagi orang-orang awam mungkin karena takut oleh Murka Allah, dan takut masuk neraka sehingga pengerjaan shalatnya dengan terpaksa, atau sekedar ritual-ritual keagamaan biasa sebagai tanda syarat untuk disebut sebagai orang islam. Atau untuk mendapatkan syurga dan terlepas dari api neraka. Orang seperti ini sholatnya hanya karena mengharapkan “upah” sehingga dalam mengerjakan perintah Allah seolah-olah terpaksa. Keterpaksaan ini diakibatkan karena ketidak tahuan atas ritual-ritual yang tidak dipahaminya.

    Bahkan diantaranya ada yang berpendapat tanpa pengetahuan tentang-Nya, mengatakan bahwa Allah tidak butuh disembah, dan tanpa disembah pun-Dia tetap Allah., ia benar Allah tidak mintua untuk disembah, bahkan tanpa disembah pun tetap Allah, mana mungkin Allah meminta kepada hasil ciptaan-Nya. pemikiran orang-orang seperti itu seakan-akan shalat adalah kepentingan Allah. Dan yang diantaranya menyatakan Allah tidak butuh disembah, maka untuk apa kita shalat!

    Untuk menjelasannya sebagai berikut
    Dalam Al-Quran Allah SWT. Berfirman:

    وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
    wamaa umiruu illaa liya’buduu allaaha mukhlishiina lahu alddiina hunafaa-a wayuqiimuu alshshalaata wayu/tuu alzzakaata wadzaalika diinu alqayyimati
    Artinya:
    “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah (mengabdi)Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Al-Bayyinah 98: 5)

    Allah tidak bergantung pada apapun, apalagi meminta ataupun mengharapkan kepada hasil ciptaan-Nya. Banyak orang yang keliru dalam memahami arti dari menyembah.
    Dari ayat-ayat di atas yang dimaksud dengan menyembah adalah mengabdi hanya kepada Allah SWT. saja, dan shalat adalah agar kita selalu mengingat-Nya. Dengan selalu mengingat Allah. SWT kita terhindar dari perbuatan-perbuatan yang menjerumuskan kita dari jalan yang kita tempuh yaitu jalan kemasa depan yang hakiki. Dan shalat adalah suatu sarana untuk mengadakan pertemuan dan pengi’kraran kita kepada-Nya.

    Seperti yang telah diterangkan dalam Hadis Qudsi Allah berfirman:
    “ ahai hamba-Ku, Aku tidak menjadikan kamu agar Aku terhibur dari kesepian, atau untuk membanyakan bilangan kamu dari kekurangan, atau meminta pertolongan kamu dalam perkara yang Aku lemah, begitu juga bukan dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat atau menolak kemudharatan. Hanyasanya Aku menjadikan kamu untuk beribadat kepada-Ku dan berzikir serta bertasbih kepada-Ku setiap pagi dan petang.”

    Sudah jelas bagi kita makna menyembah, tidak ada kepentingan sedikitpun bagi allah, kecuali bagi kita sangat penting maknanya.
    Shalat 5 waktu merupakan kewajiban yang harus ditegakan oleh setiap muslim yang sudah akil baligh, baik laki-laki mupun perempuan, dalam keadaan sehat maupun sakit.
    Tujuan shalat 5 waktu merupakan sarana komunikasi dan pengi’kraran (perjanjian) kita kepada Allah SWT, kita diberikan kesempatan minimal dalam 1 hari 5 kali untuk berhadapan dengan-Nya, untuk mengingatkan kita dan melaporkan terhadap kewajiban-kewajiban kita sebagai khalifah di muka bumi ini.

    “Apabila mati seseorang anak adam, terputuslah segala amalannya melainkan 3 perkara ; Sedekah Jariah, Ilmu Yang Bermanfaat dan Anak Yang Soleh Yang Mendoakannya” Maksud Hadis
    “Sampaikan daripadaku walaupun sepotong ayat” Maksud Hadis

    Ibadah Shalat

    وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
    wamaa khalaqtu aljinna waal-insa illaa liya’buduuni
    “Dan-Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” Qs.51:56

    Ayat ini menyatakan bahwa Jin dan Manusia supaya mengabdi kepada-Ku, kalimat “Dan-Aku tidak menciptakan” maknanya bahwa Allah tidak akan menciptakan Jin dan Manusia sebelum aturan-aturan, hukum-hukum-Nya di dibuat, ini berkaitan dengan kekhawatiran para malaikat yang mendengar akan diciptakannya manusia, yang akan membuat kerusakan di atas bumi.

    ”Sebagian ulama mengatakan, ‘Sesungguhnya malaikat mengatakan hal seperti itu, karena Allah mengizinkan mereka untuk bertanya ihwal hal itu setelah diberitahukan kepada mereka bahwa khalifah itu terdiri atas keturunan Adam. Mereka berkata, ”Mengapa Engkau hendak menjadikan orang yang akan membuat kerusakan padanya?” Sesungguhnya mereka bermaksud mengatakan bahwa di antara keturunan Adam itu ada yang melakukan kerusakan. Pertanyaan itu bersifat meminta informasi dan mencari tahu ihwal hikmah. Maka Allah berfirman sebagai jawaban atas mereka, Allah berkata,

    ”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,”

    yakni Aku mengetahui kemaslahatan yang baik dalam penciptaan manusia yang suka melakukan kerusakan seperti yang kamu sebutkan, dan kemaslahatan itu tidak kamu ketahui, karena Allah akan menjadikan di antara mereka orang yang mau mengabdi menjalankan hukum-hukum -Nya, yaitu para nabi, rasul, orang-orang saleh, dan para wali.”

    Kalimat “Supaya mereka mengabdi padaku”, maksudnya supaya manusia dan jin mengikuti atauran-aturan, tunduk dan patuh kepada hukum-hukum-Nya tetapi jika manusia dan jim tidak mengikuti aturan-aturan yang Allah buat, sama saja kita melanggar undang-undang yang pemerintah buat namun undang-undang yag manusia buat masih bisa disogok dengan uang, tetapi aturan-aturan yang Allah buat tidak ada yang dapat menentang-Nya .

    Allah SWT. berfirman :
    قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعاً بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى
    qaala ihbithaa minhaa jamii’an ba’dhukum liba’dhin ‘aduwwun fa-immaa ya/tiyannakum minnii hudan famani ittaba’a hudaaya falaa yadhillu walaa yasyqaa

    “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk dari pada-Ku, lalu barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka, (Qs.Thaahaa [20]:123)

    Jadi sudah jelas mengapa kita harus mengabdi taklain demi kemaslahatan dan keselamatan diri kitasendiri, keselamatan menuju masa depan manusia yaitu “Kampung Akherat”
    Pengabdian pada Allah SWT adalah Ibadah seperti solat, puasa, zakat dan haji adalah ibadah, suatu kepatuhan kepada Allah SWT. yang wajib kita laksanakan. Apa manfaat yang kita dapati dari ini?

    Shalat

    وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُواْ الزَّكَاةَ وَارْكَعُواْ مَعَ الرَّاكِعِينَ
    wa-aqiimuu alshshalaata waaatuu alzzakaata wairka’uu ma’a alrraaki’iina
    “Dan dirikanlah Shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah bersama orang-orang yang ruku.

    Dalam shalat, apasaja yang kita bicarakan kepada Allah. SWT. ? selain pujian-pujian kepada Allah, dalam shalat kita juga melakukan ikrar yangkita ucapkan dihadapan Allah SWT. dengan menggunakan bacaan-bacaan yang ada dalam Al-Qur’an, dan bacaan-bacaan harus berbahasa Arab sesuai dengan yang ada dalam Al-Qur’an.
    Sekarang yang menjadi pertanyaan, kenapa sih kita diwajibkan shalat dan kenapa shalat harus menggunakan bahasa Arab, yang tidak semua orang mengerti? Kenapa tidak menggunakan bahasa yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa yang dapat kita fahami.? Misalkan orang jawa dengan bahasa jawanya, orang sunda dengan bahasa sundanya, orang padang dengan bahasa padangnya, dan sebagainya.

    kenapa kita diwajibkan shalat ?
    Allah dalam menciptakan dan memerintahkan sesuatu pasti ada tujuan dan maksud baik yaitu keselamatan dan kesehatan lahiriah dan batiniahnya yang berkualitas prima dunia dan akhirat, bagi hamba-hambanya, untuk itulah Allah menggunakan sarana Shalat demi kepentingan kita semua.
    Shalat lima waktu merupakan sarana silaturahmi yang telah disediakan Allah (Open House) untuk mempererat hubungan kita kepada-Nya. Untuk semakin dekat hubungan kita dengan-Nya, maka kita harus bias meluangkan waktu tambahan bersiraturami dengan melakukan shalat-shalat sunah. Diriwayatkan dalam hadis Kudsi Allah SWT. berfirman: “Hmba-Ku tidak henti berusaha mendekati-Ku melalui ibadah khusus, sampai Aku menjadikannya kesayangan-Ku, maka Aku pun menjadi telinga yang dengannya ia mendengar, Mata yang dengannya ia melihat, tangan yang dengannya ia memegang, dan kaki yang dengannya ia berjalan”

    Jika kita dapat melaksanakan perintah-perintah-Nya, seperti shalat dan ibadah-ibadah khusus lainnya, maka Allah berjanji seperti yang diterangkan dalam hadis kudsi tersebut, “Aku mnjadikannya kesayanganku” jika kita sering-sering melakukan Shalat dan Ibadah-ibadah lainnya, tidak diragukan lagi, kita akan menjadi kesayangan-Nya.
    (“Ibadah Khusus” yang dimaksud adalah shalat-shalat sunnah sepanjang hari, dan ibadah-ibadah tambahan lainnya serta do’a-do’a.)
    Contohnya seumpama kita kenal dengan Bapa Presiden kita, dan kita rajin bersiraturahmi kepadanya berlaku sopan dan santun, ta’at dengan aturan-aturan dan perintahnya, maka kita akan menjadi orang kesayangan dan kepercayaannya, jika sudah seperti ini siapa yang berani dengan kita, siapa yang tidak menghormat kepada kita, jika orang itu tahu bahwa kita ini orang kesayangan dan kepercayaan Presiden Republik Indonesia.!
    Nah bagai mana jika kita ini sebagai orang kesayangan dan kepercayaan Allah. SWT. Tuhan semesta alam, siapa yang berani dengan kita, siapa yang tidak menghormati kita, karena derajat orang-orang seperti itu ditinggikan oleh Allah. SWT. seperti yang dimiliki oleh Wali-wali Allah. Maka seperti yang telah Allah firmankan dalam hadis kudisi di atas.
    “Aku pun menjadi telinga yang dengannya ia mendengar”
    “Mata yang dengannya ia melihat,”
    “tangan yang dengannya ia memegang,”
    “dan kaki yang dengannya ia berjalan”

  5. Ping balik: Kenapa sih harus Sholat? (part 1) « Panduan Shalat | Kenapa sih ini??!!??

Tinggalkan Balasan ke peter Batalkan balasan