Pelatihan

Last Updated: 20 Juli 2008

First Published: 10 Maret 2007

Pembekalan Calon Pelatih Salat SMART

Keuntungan Yang Diperoleh Peserta Pembekalan

  • Mampu secara cerdas meningkatkan berbagai jenis kecerdasan diri dan orang lain melalui Pelatihan Salat SMART
  • Mendapat sertifikat Syahadah (pengakuan) bahwa yang bersangkutan mampu menjadi Pelatih Salat SMART

Waktu & Tempat Pembekalan

Waktunya selama tiga hari (120 + 120 + 120 menit) atau dua hari (240 + 120 menit) atau satu hari (360 menit). Tempatnya disediakan oleh peserta.

Syarat Peserta Pembekalan

  • Beragama Islam, berusia 19 tahun ke atas
  • Sudah membaca buku atau e-book karya M Shodiq Mustika mengenai shalat SMART
  • Membentuk satu Tim Pelatih Salat SMART yang terdiri dari 2 atau 3 atau 4 orang, yang secara bersama-sama mengikuti pembekalan ini dalam satu angkatan
  • Menyerahkan rancangan program Pelatihan Salat SMART per Tim Pelatih
  • Menyerahkan surat mandat resmi dari lembaga pendidikan/dakwah (khusus bagi guru/dosen atau aktivis dakwah)

Infaq

1) Gratis bagi guru/dosen atau aktivis dakwah (peserta hanya berkewajiban menjamin transportasi dan akomodasi Pembekal bila diperlukan)

2) Terjangkau (menurut negosiasi lebih dahulu) bagi peserta lainnya

Kontak

M Shodiq Mustika

5 komentar di “Pelatihan

  1. mengapa ya kok saya sering lupa padahal makanan sudah hampir bergizi setiap hari dan tidak lupa untuk melaksanakan sholat tahajjud dan dhuhanan hampir setiap pagi tetapi masih saja lupa melulu……….pusing pusing

  2. ass. Wr. wb.
    Shalat kan langsung berhubungan dengan Allah, mengapa kok ada sertipikat syahadah (notabene buatan manusia), khan aneh…

    Nuwun wass

  3. @shalatkhusyu
    Harap baca pengumuman di atas secara lebih cermat! Yang tertulis:

    Mendapat sertifikat Syahadah (pengakuan) bahwa yang bersangkutan mampu menjadi Pelatih Salat S•M•A•R•T

    Apanya yang aneh apabila kita mengakui bahwa seseorang, misalnya: Abu Sangkan, mampu melatih orang lain untuk menjadi lebih khusyuk dalam bershalat?

  4. Selain ketika Shalat dan Meninggal dunia adakah cara lain kita menghadap Allah SWT ?
    Memohon kepada Atasan kita akan lebih sopan dan kemungkinan dikabul bila kita menghadap atasan kita langsung di ruang kantornya, tidak ketika diluar kantor ataupun teriak2 dari jauh. Begitu pula memohon pada Allah SWT.
    Saya tertarik dengan do’a Iftirasy ( doa antara dua sujud ). Do’a ini berada ketika kita sedang shalat / menghadap langsung Allah SWT. Ada pada setiap rakaat shalat, dan diapit oleh sujud, yang konon sujud merupakan posisi terdekat dengan Allah SWT. Sesuatu yang diapit/dikawal biasanya yang istimewa2, pejabat, barang mahal dsb. Do’a Iftirasy ini diapit oleh SUJUD !! Subhanallah.
    Setelah dikaji lebih dalam lagi, isinyapun luar biasa istimewa dan permohonannya sangat lengkap. Istimewa karena dimulai dengan mohon ampunan/robighfirli, dan diahiri dengan mohon maaf/wafuani. Namun banyak orang yg mengerjakan shalat tidak menyadarinya sehingga dibacanya asal2an saja. Keistimewaan lainnya do’a ini hanya untuk yang masih hidup, karena bagi yang meninggal/ menshalatkan Jenazah tidak ada do’a ini.
    Tanpa mengecilkan do’a2 lainnya, saya mohon maaf bila tulisan ini tdk berkenan. Kebenaran datangnya hanya dari Allah SWT, bila ada kesalahan adalah dari kebodohan diri saya sendiri.

Tinggalkan komentar