2 – Mantapkan Wujud Salat

Last Updated: 9 April 2007

First Published: 10 Maret 2007

Mantapkan Wujud Shalat

Wujud adalah segala sesuatu yang dapat kita cerap dengan pancaindera kita. Untuk shalat, wujud yang terlihat adalah posisi dan gerak tubuh. Wujud yang terdengar adalah ucapan bacaan shalat. Wujud yang terasa oleh indera peraba adalah persentuhan dengan orang lain (bila kita berjamaah) dan dengan lantai tempat sujud.

Format 

Karena manusia adalah makhluk yang tidak hanya berakal dan berhati-nurani, tetapi juga berjasmani, aspek wujud shalat ini pun penting pula. Tanpa wujud, bagaimana mungkin kita bershalat?

Lantaran pentingnya, wujud shalat mendapat perhatian yang sangat besar dalam Ilmu Fiqih. Begitu besarnya perhatian itu, sampai-sampai mapanlah cara-cara shalat menurut mazhab-mazhab tertentu selama berabad-abad.

Pemantapan wujud shalat itu sudah kita mulai sejak penyiagaan fisik dan mental pelaku shalat. Bentuk ekspresi kesiagaan untuk bershalat itu tidak hanya ekspresi verbal, tetapi juga “emosional”, “sosial”, fisik-kinestetik, visual-spasial, dll. Meskipun sebagian ekspresi ini kelihatannya sederhana, semuanya berpengaruh besar terhadap kesiagaan kita untuk bershalat. (Untuk contoh, perhatikan pengaruh menghadap kiblat terhadap keteguhan niat bershalat sebagaimana diceritakan di Cara Jitu Memetik Ilham.)

Di dalam shalat sendiri, seluruh ekspresi fisik shalat ala Nabi meningkatkan kecerdasan fisik-kinestetik. Cakupannya meliputi semua unsur kecerdasan fisik-kinestetik, yaitu “bahasa tubuh”, kelincahan gerak, keluwesan, koordinasi tubuh, daya refleks, kekuatan, keseimbangan, dan dayatahan.

Dalam shalat, tata vokal pun ternyata meningkatkan kecerdasan pula. Kali ini, giliran kecerdasan musikal yang mendapat porsi besar. (Untuk contoh tata vokal yang melejitkan jenis kecerdasan lain, lihat Atur Volume Suara) Tadinya, pada tahap awal penyusunan konsep S.M.A.R.T., saya kira bahwa kecerdasan musikal merupakan pengecualian, yakni yang tidak bisa melejit melalui shalat. Saya sangka, kecerdasan musikal hanya berkaitan dengan alat musik. Ternyata, suara vokal yang meluncur dari mulut kita sewaktu mengucap bacaan shalat, yang meliputi pitch control, tata irama, dan tata melodi, sudah tergolong musikal.

Dengan demikian, mantaplah saya untuk mengatakan bahwa shalat dapat meningkatkan semua jenis kecerdasan kita. Bahkan, bila kita mempersingkat shalat dengan cara meminimalkan reka’at, gerakan, dan ucapan, maka semua jenis kecerdasan itu masih tercakup!

Tentu saja, mantapnya wujud shalat kita belum menjadikan shalat kita cerdas sepenuhnya. Namun demikian, dengan semakin mantapnya format shalat kita, semakin mudahlah kita dalam arungi makna shalat dan rengkuh ruh shalat. Jadi, wujud shalat itu memang tak dapat kita sepelekan, bukan?

 

3 komentar di “2 – Mantapkan Wujud Salat

Tinggalkan komentar