Apakah Keningmu Hitam? (by Iwana Nashaya)

Kutipan dari http://iwananashaya.multiply.com/journal/item/48

Suatu malam di saat kumenjelajahi lorong-lorong internet, tak sengaja kubertemu sobat lama di MIRC, tepatnya di cafeislam. Aku baru ingat kalau dulu kami pernah bertegur sapa setelah dia menyebutkan namanya. Sebenarnya saat itu aku sedang mencari seseorang, namun orang yang kucari rupanya tidak ada. Jadilah aku asyik berdiskusi dengannya. 

Di tengah pembicaraan, dia bertanya, ”Boleh nanya sesuatu, nggak?”  

“Boleh, silahkan.. Insya Allah akan kujawab kalau aku bisa jawab,” jawabku dengan sedikit menebak-nebak.  Ah, pasti seperti pertanyaan orang-orang lainnya, seperti biasa… Kamu sudah nikah? Kamu sudah punya calon? Kapan nikah? Kenapa belum nikah? 

“Keningmu hitam, nggak?” tanyanya. 

What?? Itukah pertanyaannya? Meski agak heran aku bersyukur juga sebab dia tidak bertanya seperti yang kukira. “Itu yang ingin kamu tanyakan? Memangnya kenapa? Mengapa tanya tentang hal itu?” tanyaku balik. Heran? Ow, Pasti! “Ayo dong… keningmu hitam, nggak?” “Kalo hitam, kenapa? Kalo nggak hitam, kenapa?” “Aku pingin lihat orang yang berkening hitam.” 

Hah??? “Loh… memangnya belum pernah lihat?” 

“Belum” 

“Sama sekali?” tanyaku menegaskan. “Yup. Sama sekali. Makanya aku pingin banget tahu.” 

Subhanallah… Alhamdulillah… Allaahu Akbar… Terima kasih Ya, Allah… karena selama ini telah Kau beri kesempatan pada hamba untuk bertemu dengan orang-orang yang berkening hitam dan menikmati keteduhan memandang mereka… 

“Oo… terus tahu dari mana kalo ada orang yang berkening hitam?” 

“Ada temanku yang bilang.” 

“Emang temanmu bilang apa?” 

“Katanya sih orang yang berkening hitam itu rajin sholatnya. Kamu berkening hitam, nggak?” 

Aku terdiam beberapa saat lamanya. Haruskah pertanyaan itu kujawab? Aku malu… sungguh teramat malu. Masih kupandangi tulisan di layar monitor itu dengan perasaan yang.. aduuuh.. sungguh hamba malu, Ya Allah… malu pada-MU.  “Hai… masih adakah orang di sana?” 

“Ya, masih…” 

“Ayo dong, jawab.” 

Akhirnya dengan mengucap Bismillah… kutekan tombol-tombol keyboard… “Begini… sebenarnya nggak semua orang yang berkening hitam itu rajin sholatnya…” 

web-egypt-730×143.jpg

Belum selesai aku menjelaskan, dia kembali bertanya, “Kalo kamu rajin sholat, nggak?” 

Glek! Gubrak! Menohok sekali pertanyaannya.  Aku diam… 

“Sering sholat malam, nggak?” tanyanya lagi. 

Please, help me, Tuhan… mesti kujawab apa? Kubiarkan lagi kursor di monitor berkedip-kedip agak lama. 

“Hai… Hallo… jawab, dong.” 

Masih dengan berpikir, kujawab juga, “Mmm… begini ya… aduuh.. sudah malam nih. Kututup dulu, ya… Aku mau ngerjain tugas. Ma’af… Ma’af banget…”  “Eh, tunggu dulu. Boleh aku minta fotomu yang kelihatan keningnya?” 

“Insya Allah lain kali deh. Yuk ya… Syukron katsir atas waktunya…” Setelah mengucap salam, segera kumatikan layar MIRC.  Ufh… satu perenungan lagi… 

+++ Kira-kira jam sebelas malam, atau lebih ya? Aku lupa…yang pasti saat itu aku sedang asyik mengedit gambar. 

“Melati dari Jayagiri…..,” alunan musik HP-ku berbunyi. “Assalaamu’alaikum…,” jawabku setelah menekan tombol hijau di HP.

 “Wa’alaikumsalam,” jawab suara di seberang. 

“Ya, ada apa? Dengan siapa nih?” tanyaku. Soalnya nomornya asing sih… “Ini aku, yang tadi. Lagi sibuk, ya? Boleh kuganggu sebentar?” “Oo.. ya.. ya.. nggak apa-apa. Gimana?” 

“Pertanyaanku yang tadi gimana? Jawab, dong. Please…” 

Hah?? Wow.. Nekad sekali… Semangat banget… Eh, apa ya namanya???  “Memangnya kenapa kok anstusias banget gitu? Ada apa sih dengan orang yang berkening hitam?” tanyaku bener-bener heran.  “Kan sudah kujelasin… aku pingin banget lihat. Soalnya aku sama sekali belum pernah tahu.” 

Hmm…Baiklah, aku memahamimu duhai, Sobat… “Gini deh… coba cari fotonya Bapak Menpora yang sekarang.Beliau keningnya hitam,” jawabku sambil mikir nyari tokoh Indonesia lainnya yang berkening hitam… mau bilang Aa’ Gym… tapi aku nggak pernah lihat keningnya Aa’ Gym, mau bilang ustadz Abu Bakar Ba’asyir… 

“Kalau kamu, gimana?” tanyanya memotong pikiranku. 

What?? Pertanyaan itu lagi? “Nggak, ah… Aku nggak mau jawab. Begini… dengar dulu, ya…”  Sebelum dia nanya-nanya lagi, kujelaskan padanya bahwa… Tidak selalu orang yang berkening hitam itu rajin sholat. Kening hitam ada yang sifatnya temporer, ada juga yang permanen.

Yang temporer misalnya; Ada yang memang dapat ‘stempel’ dari Allah [rajin sholat/sujud], ada juga yang dihitamkan pake pensil, alat make-up, batu arang, dan lain-lain. Dan ada juga yang karena terbentur dinding atau benda-benda lainnya atau sengaja dibentur-benturkan.

Yang permanen misalnya; Karena kulit orang tersebut memang hitam. hehehe…, karena tanda lahir; memang sejak lahir keningnya berwarna hitam, karena di-tato permanen, atau luka yang nggak bisa hilang bekasnya.  Terus… Tidak selalu orang yang rajin sholat itu berkening hitam. Rajin atau tidaknya seseorang dalam menjalankan sholat, tidak bisa dilihat dari keningnya yang hitam atau tidak. Tergantung dari sensitifitas kulit orang tersebut.

Meskipun misalnya orang tersebut jarang melakukan sholat, kalau kulitnya sensitif, bisa jadi dia berkening hitam. Begitu juga ada orang yang rajin banget sholatnya, bisa juga tidak berkening hitam.

Orang yang mendapat ‘stempel’ atau tanda hitam dari Allah, ada yang mendapat tandanya di kening. Itu karena ia rajin sujud. Ada juga yang di pergelangan kaki, tepatnya di sekitar tulang yang menonjol. Itu karena sering duduk lama, berdzikir. Jadi, ‘stempel’ itu tidak selalu terlihat di kening. Kalaupun memang rajin sholat, belum tentu sholatnya khusyu’, belum tentu sholatnya diterima atau tidak oleh Allah. So, orang yang kelihatannya rajin sholat dan berkening hitam itu, belum tentu orang yang sholih, yang dekat dengan Allah. Wallaahu a’lam bish-showab. 

“Ya… jadi gitu, deh. Sudah puas?” tanyaku mengakhiri penjelasan. 

“Kalau yang ‘stempel’ dari Allah itu, kenapa temporer?” 

“Tanda hitam itu memang akan hilang atau memudar kalau orang itu lama nggak melakukan sholat. Cewek, misalnya. Cewek tuh kan biasanya dapat jatah ‘libur’ beberapa hari dalam sebulan untuk tidak boleh melakukan sholat. Nah.. di saat seperti itu, biasanya ‘stempel’ itu akan sedikit memudar.”  “Oo.. jadi bisa hilang, ya? Kalau di kening, letak hitamnya itu di mana? Bentuknya seperti apa?” 

“Mmm… kalau di kening, bentuk atau motifnya beda-beda. Tergantung struktur tulang masing-masing orang. Ada yang bundar, pas di tengah kening, ada juga yang agak naik ke atas, ada yang berupa dua titik besar-besar… yah, pokoknya beda-beda deh. Warnanya pun beda-beda; ada yang bener-bener hitam, ada yang kecoklatan, ada juga yang agak keungu-unguan atau kemerah-merahan.” 

“Oo.. Kalau kamu, gimana?”  Aku diam… 

“Ayo, dong.. please, jawab dong..” pintanya memaksa seolah nggak ingin memberikan ruang nafas untukku berhenti bicara. 

“Aduuuh… please, deh… Aku nggak bisa jawab. Ma’af, ya… Ma’af… Ma’af… Ma’af…”   

“Kalo gitu, boleh dong minta fotomu yang kelihatan keningnya?” paksanya sekali lagi. Aduuuh… Apa sih sebenarnya maunya???  “Ma’af, Sobat… aku nggak bisa… Ma’aaaaaf banget.” 

“Masa’ gitu saja nggak mau, sih? Apa hukumnya Dosa? Haram?Ayo, dong.. please..” tanya dan pintanya membuatku benar-benar nggak berkutik. 

Dan akhirnya kujawab juga. Meski aku malu.. sungguh teramat malu.. dan mungkin hanya Tuhan yang tahu mengapa aku sangat malu. Terlebih setelah percakapan selesai, HP kumatikan, dan saatnya kembali kuteruskan pekerjaan. Sungguh aku merasakan beban yang berat… karena jawabanku itu. Segera ku-save semua kerjaan, kumatikan layar monitor,dan bergegas ke belakang untuk mengambil air wudlu. Satu persatu air kubasuhkan… satu… persatu… “Ampuni hamba, Ya Allah…Sungguh, ampuni hamba… atas segala kekhilafan dan dosa hamba selama ini… Terima kasih, Ya Allah… Terima kasih atas semua karunia dan nikmat yang Engkau limpahkan pada hamba selama ini…” 

+++ Untukmu, Sobat…Gimana, sudahkah kau melihat orang berkening hitam? Atau… sekarang…

apakah keningmu hitam?

2 komentar di “Apakah Keningmu Hitam? (by Iwana Nashaya)

  1. Setelah membaca ini saya jd teringat Ryan, Ryan? ya dia yg membunuh 10 atu 11 orang ? dgn sadis itu, dia itu coba perhatikan keningnya hitam, ya hitam sesuai tanda tanda bekas sujud. kalau kita buka lagi biografinya dia itu awalnya atau sekarang juga masih? rajin sholat dan mengajar ngaji anak2, namun akibat godaan syetan yg terkutuk disamping lemah iman dsb, akhirnya kita semua tahu jalan hidupnya, namun itupun masih belum terlambat masih ada waktu untuk dia dan untuk kita bertaubat, jadi saudara sekalian mumpung Allah SWT masih memberi kita jatah usia marilah kita bertaubat atas dosa2 yang telah kita lakukan.
    Astaghfillah al adhzim, Allohumma ajjirna minannar. Amiiiiin.

Tinggalkan Balasan ke wawan Batalkan balasan